Biaya iklan di Instagram sering jadi pertanyaan pertama yang muncul saat seseorang ingin mulai promosi di media sosial. Banyak yang penasaran, “Berapa sih biaya pasang iklan di Instagram biar hasilnya maksimal tapi nggak bikin kantong jebol?”
Pertanyaan itu wajar banget, apalagi buat pelaku UMKM, freelancer, atau pemilik bisnis kecil yang pengin dapet hasil maksimal dari setiap rupiah yang dikeluarkan.
Saya juga dulu sempat ada di posisi itu. Awal-awal pasang iklan, rasanya bingung banget ngatur anggaran — takut kebanyakan, tapi kalau terlalu kecil juga takut hasilnya nggak kelihatan.
Nah, di artikel ini saya bakal bahas tuntas tentang berapa biaya iklan di Instagram yang realistis di tahun ini, apa aja faktor yang mempengaruhinya, dan gimana cara mengoptimalkannya biar setiap klik yang kamu bayar benar-benar menghasilkan.
Baca juga: Cara Optimasi Biaya Facebook Ads agar Lebih Efisien
Gambaran Umum Biaya Iklan di Instagram
Sebelum mulai ngiklan, penting banget buat tahu kisaran biaya yang berlaku sekarang. Berdasarkan data dari Adsumo, rata-rata biaya iklan di Instagram di Indonesia berkisar antara Rp17.000–Rp24.000 per 1.000 tayangan (CPM). Kalau dihitung per klik (CPC), biasanya berkisar antara Rp1.000–Rp3.000 tergantung target audiens dan jenis konten.
Sementara menurut Qontak.com, kamu bisa mulai beriklan di Instagram bahkan dengan budget harian minimal Rp15.000–Rp20.000. Artinya, kamu nggak harus punya anggaran besar buat mulai promosi. Dengan strategi yang tepat, bahkan iklan kecil pun bisa ngasih dampak besar.
Kalau dibandingkan dengan negara lain, biaya iklan di Indonesia masih tergolong rendah. Di Amerika Serikat, misalnya, CPM bisa mencapai US$6–10 (setara Rp95.000–Rp160.000), jauh lebih tinggi dibanding pasar lokal. Jadi kabar baiknya, di Indonesia kamu masih bisa beriklan dengan efisien dan hasil yang kompetitif.
Faktor yang Mempengaruhi Biaya Iklan di Instagram

Kenapa biaya iklan tiap orang bisa beda-beda, padahal platform-nya sama? Jawabannya: karena ada banyak faktor yang mempengaruhi.
1. Target Audiens dan Lokasi
Semakin spesifik dan kompetitif target kamu, biasanya biaya iklannya juga makin tinggi.
Misalnya, audiens di Jakarta dan Surabaya cenderung lebih mahal dibanding kota kecil karena jumlah pengiklan yang bersaing juga lebih banyak. Tapi, kalau kamu fokus ke area suburban atau lokal, biaya per tayang bisa jauh lebih murah.
2. Tujuan Kampanye
Instagram punya beberapa tujuan iklan seperti Brand Awareness, Traffic, Leads, sampai Conversions.
Nah, semakin dekat tujuanmu ke tahap “pembelian” (seperti Conversions), biaya per hasilnya biasanya lebih mahal karena targetnya lebih spesifik.
Tapi jangan salah — hasilnya juga lebih terasa, karena audiens-nya sudah benar-benar siap membeli.
3. Penempatan Iklan (Placement)
Iklan yang muncul di Stories dan Reels biasanya lebih murah dibanding Feed atau Explore, tapi durasinya lebih singkat.
Jadi kamu perlu menyesuaikan format konten dengan tujuanmu. Misalnya, buat promosi cepat dan ringan, Stories cocok banget. Tapi kalau mau tampilan visual yang kuat, Feed Ads bisa jadi pilihan.
4. Relevansi Konten dan Engagement
Semakin menarik dan relevan iklan kamu, makin tinggi relevance score-nya, dan otomatis biaya bisa turun.
Instagram lebih suka menampilkan iklan yang disukai pengguna, jadi usahakan kontenmu engaging dan organik. Misalnya, pakai video singkat yang jujur, bukan template yang kaku.
5. Waktu Penayangan
Biaya iklan bisa melonjak di musim promo besar seperti Ramadan, 11.11, Natal, atau akhir tahun. Kenapa? Karena banyak pengiklan berebut slot audiens.
Jadi kalau mau hemat, pasang iklan di periode “adem” seperti pertengahan bulan atau setelah event besar selesai.
Rata-Rata Biaya Berdasarkan Format Iklan
Setiap format iklan punya karakteristik dan biaya yang berbeda. Berikut beberapa jenis iklan di Instagram yang paling umum:
1. Feed Ads
Format klasik yang paling banyak dipakai. Biayanya cenderung stabil karena muncul di beranda pengguna. Cocok buat konten visual kuat — misalnya foto produk atau video pendek.
2. Story Ads
Biasanya lebih murah karena durasinya pendek (maksimal 15 detik), tapi hasilnya bisa cepat banget kalau CTA-nya jelas. Story Ads efektif buat promosi terbatas seperti diskon harian.
3. Reels Ads
Masih tergolong baru tapi performanya tinggi. Reels punya engagement rate yang lebih besar dibanding format lain karena tampil secara full-screen.
4. Explore Ads
Tampil di kolom Explore, di mana orang sedang cari inspirasi atau produk baru. Biayanya sedikit lebih tinggi, tapi peluang jangkauan organiknya juga besar banget.
Sebagai ilustrasi, dengan budget Rp300.000, kamu bisa menjangkau sekitar 15.000–20.000 pengguna lewat Story Ads, atau sekitar 10.000 pengguna lewat Feed Ads. Jadi kamu bisa sesuaikan format dengan target hasil yang kamu mau.
Berapa Budget Ideal untuk UMKM dan Startup?
Ini bagian favorit saya, karena banyak orang berpikir harus punya jutaan rupiah untuk mulai beriklan. Padahal, dengan Rp50.000–100.000 per hari, kamu sudah bisa mulai uji coba kampanye dan lihat performa awalnya.
Saya biasanya menyarankan pendekatan bertahap seperti ini:
- Minggu 1–2: Coba 2–3 konten berbeda untuk lihat mana yang paling banyak menarik perhatian.
- Minggu 3–4: Fokuskan budget ke konten dan audiens yang performanya paling bagus.
- Bulan berikutnya: Mulai scale up perlahan sambil pantau hasil konversinya.
Intinya, jangan buru-buru membakar budget besar. Di tahap awal, kamu bukan sedang “menjual”, tapi sedang “membaca” perilaku audiens. Setelah tahu apa yang mereka suka, barulah kamu gas di arah yang benar.
Strategi Efektif untuk Menghemat Biaya Iklan di Instagram

Kalau kamu pengin hasil maksimal tapi biaya tetap efisien, ini beberapa strategi praktis yang bisa langsung kamu terapkan:
1. Gunakan Audience Lokal Terlebih Dahulu
Mulailah dengan menargetkan audiens di sekitar lokasi bisnis kamu. Misalnya, kalau kamu punya toko di Surabaya Barat, fokus dulu ke radius 5–10 km dari lokasi kamu.
Biaya iklan lokal biasanya lebih murah karena persaingannya lebih rendah dibandingkan target nasional. Selain itu, audiens lokal punya peluang konversi lebih tinggi karena mereka memang bisa langsung datang ke tempatmu atau order lewat WhatsApp.
2. Gunakan Automatic Placement di Awal
Banyak pengiklan pemula langsung pilih manual placement tanpa tahu data performanya dulu. Padahal, strategi terbaik adalah biarkan sistem Meta bekerja otomatis di awal.
Dengan automatic placement, iklan kamu bisa muncul di posisi terbaik — baik itu Feed, Story, Reels, atau Explore — tergantung di mana audiensmu paling aktif.
3. Fokus pada Format Hemat tapi Efektif (Stories & Reels)
Dua format ini — Instagram Stories dan Reels Ads — sering kali punya CPC (cost per click) lebih rendah dibanding Feed Ads, tapi engagement-nya justru lebih tinggi. Kenapa? Karena keduanya muncul secara full screen dan terasa lebih natural di antara konten organik pengguna.
4. Lakukan A/B Testing Secara Konsisten
Jangan puas dengan satu versi iklan aja. Lakukan A/B testing dengan membandingkan dua versi berbeda — misalnya dari segi gambar, teks, atau call-to-action (CTA).
Perubahan kecil seperti warna tombol “Beli Sekarang” atau gaya bahasa yang lebih personal bisa berdampak besar pada performa iklan.
5. Optimasi Copywriting dan CTA (Call to Action)
Copywriting adalah jantungnya iklan digital. Bahasa yang kamu pakai bisa menentukan apakah seseorang akan klik atau malah skip. Gunakan kata-kata yang sederhana, emosional, dan relevan dengan kebutuhan audiens kamu. Misalnya:
- “Diskon hari ini aja, jangan kelewatan!”
- “Klik untuk lihat koleksi terbaru!”
- “Gratis ongkir cuma sampai malam ini!”
Baca juga: Cara Menggunakan Meta Ads Library untuk Analisis Iklan Kompetitor
Kesimpulan: Iklan Instagram Nggak Harus Mahal, Asal Tepat Strategi
Dari semua data dan pengalaman di atas, bisa disimpulkan bahwa biaya iklan di Instagram itu sangat fleksibel. Kamu bisa mulai dari kecil, uji strategi, lalu perlahan scale up seiring hasil yang kamu dapat. Yang penting bukan berapa besar budget kamu, tapi seberapa cerdas kamu menggunakannya.
Jadi, daripada takut mulai karena khawatir “biayanya mahal”, lebih baik mulai dulu dengan angka yang kamu nyaman, lalu pelajari datanya. Karena pada akhirnya, keberhasilan kampanye digital itu datang dari kombinasi antara strategi, konsistensi, dan keberanian untuk mencoba.
Yuk, Optimasi Iklan Instagram Kamu Sekarang
Kalau kamu masih bingung cara setup atau optimasi iklan Instagram biar hasilnya maksimal tanpa boros budget, yuk ngobrol bareng saya. Kita bisa bahas strategi paling pas buat bisnis kamu — mulai dari setup, targeting, sampai optimasi hasilnya.
Hubungi saya sekarang atau kunjungi halaman Jasa Meta Ads Fendik Dana buat mulai langkah pertamamu di dunia iklan digital yang lebih efektif!
Seorang Digital Marketing Specialist berpengalaman sejak 2020, berfokus pada membantu bisnis dan UMKM berkembang melalui berbagai strategi pemasaran digital yang efektif dan efisien seperti pengoptimalan SEO, manajemen sosial media, pelaksanaan iklan digital (Meta Ads dan Google Ads), serta pembuatan Website yang dapat meningkatkan konversi.




